Polusi udara adalah ancaman lingkungan terbesar bagi kesehatan masyarakat secara global. Polusi perumahan, bahan bakar fosil, transportasi, pembakaran limbah, industri kimia dan pertambangan adalah sumber utama polusi udara buatan manusia secara global yang mencemari udara. Polusi udara dan perubahan iklim terkait erat karena semua polutan utama berdampak pada iklim. Meningkatkan kualitas udara akan membawa manfaat bagi kesehatan, pembangunan, dan lingkungan.
Polusi udara merupakan campuran zat berbahaya yang bersumber dari manusia dan alam.
Emisi kendaraan, bahan bakar minyak dan gas alam, produk sampingan dari manufaktur dan pembangkit listrik, khususnya pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, dan asap dari produksi bahan kimia adalah sumber utama polusi udara buatan manusia. Alam juga bisa melepaskan zat berbahaya ke udara, seperti asap dari kebakaran hutan, abu dan gas dari letusan gunung berapi, dan gas seperti metana yang dihasilkan dari pembusukan bahan organik di dalam tanah.
Polusi udara dan perubahan iklim saling mempengaruhi melalui interaksi kompleks di atmosfer. Polusi udara sangat terkait dengan perubahan iklim karena kedua masalah tersebut sebagian besar berasal dari sumber yang sama, seperti emisi dari pembakaran bahan bakar fosil. Keduanya merupakan ancaman bagi kesehatan manusia dan lingkungan di seluruh dunia.
Paparan polusi udara tingkat tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang merugikan. Polusi udara bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi pernapasan, penyakit jantung, dan kanker paru-paru. Paparan jangka pendek dan jangka panjang terhadap polutan udara telah dikaitkan dengan beberapa dampak kesehatan. Bahkan dampak yang lebih parah bisa memperparah orang yang sudah sakit sebelumnya.
Anak-anak, orang tua dan orang miskin termasuk ke dalam golongan kelompok yang lebih rentan. Polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan – terkait erat dengan kematian dini yang berlebihan – adalah partikel halus PM2.5 yang bisa masuk jauh ke dalam saluran paru-paru.
PM (particulate matter) adalah istilah untuk partikel yang ditemukan di udara, termasuk debu, kotoran, jelaga, asap, dan tetesan cairan. Konsentrasi besar partikel biasanya bersumber dari kendaraan diesel dan pembangkit listrik tenaga batu bara. Partikel berdiameter kurang dari 10 mikrometer (PM10) menimbulkan masalah kesehatan karena dapat terhirup dan menumpuk di sistem pernapasan. Partikel dengan diameter kurang dari 2,5 mikrometer (PM2.5) disebut sebagai partikel "halus" dan menimbulkan risiko kesehatan terbesar.
Paparan polusi udara juga dikaitkan dengan stres oksidatif dan peradangan pada sel manusia, yang dapat menjadi dasar untuk penyakit kronis dan kanker. Pada 2013, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker Organisasi Kesehatan Dunia (IARC WHO) mengklasifikasikan polusi udara sebagai karsinogen manusia.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh polusi udara:
- Kanker Paru-paru
Partikel dalam polusi udara dapat menyebabkan kanker paru-paru, sekitar 6% kematian di seluruh dunia terkait polusi udara luar ruangan disebabkan oleh kanker paru-paru.
- Serangan Asma
Beberapa polusi seperti asap, karbon monoksida, partikel kecil seperti debu atau asap dapat menumpuk di paru-paru. Polusi semacam ini dapat merusak paru-paru dan menyebabkan penderita asma mengalami lebih banyak serangan.
- Bronkitis Kronis
Seseorang yang tinggal di perkotaan dan sering menghirup asap lalu lintas mungkin menderita bronkitis kronis. Hal ini bisa disebabkan oleh asap knalpot mobil, truk, dan kendaraan lain yang mencemari udara.
- PPOK
Bronkitis kronis dan emfisema adalah kondisi umum yang menyebabkan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Kondisi ini menghalangi aliran udara di paru-paru. Paparan jangka panjang terhadap gas, partikel, atau asap adalah penyebab utamanya. Penelitian telah menunjukkan bahwa PPOK lebih sering terjadi di daerah dengan polusi udara yang tinggi.
- Pneumonia
Nitrogen oksida dan sulfur dioksida dalam polusi udara dapat meningkatkan kemungkinan pneumonia, atau radang paru-paru. Anak-anak dan orang tua termasuk kedalam golongan berisiko. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di seluruh dunia. Orang dewasa juga berisiko terkena pneumonia setelah terpapar polusi udara dalam jangka panjang.
- Penyakit Jantung
Polusi udara dapat menyebabkan peningkatan risiko serangan jantung, detak jantung tidak teratur (aritmia), gagal jantung, dan stroke. Partikel kecil yang terkandung dalam polusi udara berukuran cukup kecil untuk bisa masuk ke pembuluh darah dan menyebabkan peradangan. Seiring waktu, partikel ini dapat membuat penyakit jantung lebih cepat. Orang yang tinggal di dekat jalan raya atau pabrik termasuk kedalam kelompok risiko yang lebih besar.
- Kelahiran prematur
Paparan polusi udara terkait dengan kelahiran prematur. Polusi dapat meningkatkan kadar bahan kimia beracun dalam darah dan menurunkan sistem kekebalan wanita hamil, sehingga dapat melemahkan plasenta dan menyebabkan kelahiran prematur. Kelahiran prematur ini dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi bayi segera atau dalam jangka panjang. Polusi udara juga dapat menyebabkan berat lahir rendah.
- Masalah Terhadap Pembelajaran dan Memori
Penelitian telah menunjukkan bahwa polusi udara dapat memiliki efek berbahaya bagi otak. Polusi udara terkait lalu lintas dapat memperlambat perkembangan otak dan perilaku bayi. Bagi orang tua, polusi udara dapat meningkatkan kemungkinan demensia.
Memerangi polusi udara adalah tanggung jawab semua orang. Kita semua perlu membuat solusi lebih banyak lagi. Cepat dan proaktif untuk mengurangi polusi udara. Upaya terpadu dan terkoordinasi dengan keterlibatan aktif semua sektor juga sangat penting; termasuk Pemerintah (pemerintah nasional, negara bagian dan lokal), kota, komunitas dan individu.
Referensi:
- National Institute of Environmental Health Sciences. (2023). Air Pollution and Your Health
- United Nations Environment Programe. (2022). Pollution Action Note – Data you need to know
- WebMD. (2021). Health Effects of Air Pollution
- World Health Organization. (2019). Health consequences of air pollution on populations