Merokok meninggalkan bau serta racun pada baju, ruangan dan benda disekitar perokok. Hal ini membahayakan anggota keluarga lainnya karena memiliki kontak erat dengan perabotan rumah yang sudah terkontaminasi berbagai zat beracun yang berasal dari rokok.
Rokok bersifat karsinogenik. Zat karsinogenik seperti Tobacco-Spesific Nitrosamines (TSNAs) dapat muncul dari asap rokok yang dibakar. TSNAs akan lebih cepat terbentuk dalam ruangan/dalam rumah yang dipakai untuk merokok, zat ini dapat menempel pada berbagai jenis permukaan yang akhirnya menjadi debu dan dengan mudah disentuh jari.
Tobacco-Spesific Nitrosamines (TSNAs) adalah salah satu karsinogen kuat yang dapat menyebabkan beberapa jenis kanker seperti; kanker paru-paru, esofagus, hati, mulut & pankreas.
Jejak yang ditinggalkan pada perokok saat merokok di dalam rumah akan membentuk zat beracun yang melekat pada perabotan rumah. Anggota keluarga yang memiliki kontak erat dengan perabotan rumah tentunya berisiko juga terkena zat berbahaya ini.
Zat sisa rokok akan bertahan dalam waktu yang lama hingga puluhan tahun, serta jumlah kadar racun yang tersimpan di dalam rumah akan terus bertambah. Lingkungan dalam rumah pun menjadi tidak sehat karena telah terpapar zat-zat beracun hasil merokok di dalam rumah.
Zat karsinogenik lainnya yang dapat tersimpan di lingkungan selama bertahun-tahun adalah Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH). Zat ini bisa terserap ke dalam permukaan seperti dinding, furnitur, dan benda berbahan gypsum serta karpet di dalam rumah.
Dampak yang ditimbulkan dengan adanya perokok dalam rumah ialah:
- Meningkatkan risiko terhadap berbagai jenis penyakit kanker
- Memicu inflamasi paru yang dapat berakibat pada penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) dan asma
- Menghambat penyembuhan luka pada permukaan kulit
- Infeksi tenggorokan dan mata
Dampak ini tidak hanya terjadi pada perokok aktif, namun juga pada perokok pasif terutama anak-anak dan balita, karena ikut terkontaminasi zat beracun di dalam rumah.
Paparan asap rokok berkontribusi terhadap sekitar 41.000 kematian di antara orang dewasa yang tidak merokok dan 400 kematian pada bayi setiap tahun. Anak-anak yang terpapar asap rokok berisiko tinggi mengalami sindrom kematian bayi mendadak, infeksi saluran pernapasan akut, penyakit telinga tengah, asma yang lebih parah, gejala pernapasan, dan pertumbuhan paru-paru yang melambat.
Anak-anak penderita asma yang berada di sekitar perokok dapat mengalami serangan asma yang lebih parah dan lebih sering. Serangan asma yang parah dapat membahayakan nyawa seorang anak.
Melakukan tindakan pencegahan tentunya akan lebih baik dibandingkan melakukan pengobatan disaat penyakit sudah menyerang. Tindakan pencegahan seperti tidak merokok di dalam rumah akan lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan menghilangkan zat sisa asap rokok di dalam rumah. Diperlukan pembersihan seluruh sudut rumah, barang-barang, dan furnitur, hingga mengecat ulang dinding rumah untuk meminimalisir kadar racun yang melekat di dinding, hal ini tentunya merepotkan.
Dengan tidak merokok di dalam rumah maka anggota keluarga dapat terlindungi dari bahaya paparan asap rokok dan zat beracun, atau keputusan terbaik yang dapat dibuat untuk kesehatan diri sendiri dan kesehatan keluarga adalah berhenti merokok.
Referensi:
- CDC. (2020). Smoking & Tobacco Use
- CDC. (2022). Health Problems Caused by Secondhand Smoke
- Dinas Kesehatan Surakarta. (2021). Bahaya dan Dampak Asap Rokok di Dalam Rumah
- KEMENKES RI. (2018). Awas, Racun Rokok Yang Menempel di Perabotan dan Bahayanya
- Verywellmind. (2022). TSNAs in Cigarettes and Cigarette Smoke: What Are They?