Hari Peringatan HIV & AIDS Pada Wanita dan Anak Perempuan diperingati setiap tanggal 10 Maret setiap tahunnya. Ditetapkannya peringatan tersebut dengan tujuan untuk menumbuhkan kesadaran khususnya pada wanita dan anak peremuan terhadap wabah penyakit HIV & AIDS yang sangat berbahaya bagi tubuh.
Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan pertahanan orang terhadap infeksi. Sistem kekebalan tubuh memiliki banyak jenis sel darah putih yang melawan infeksi. HIV akan masuk ke dalam sel CD4 dan bereplikasi.
Sel CD4 adalah jenis sel darah putih yang menjadi bagian penting dari sistem kekebalan tubh manusia. Fungsi utama dari sel CD4 adalah untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme berbahaya (bakteri, virus, parasit, jamur, dan lain sebagainya). Pada orang yang sehat, kisaran normal untuk jumlah sel CD4 adalah sekitar 500-1,500. Namun seseorang dapat dikatakan terinfeksi HIV ketika jumlah virus (viral load) sudah mencapai 100.000 kopi atau lebih per 1 ml sampel darah.
Ketika virus masuk ke dalam sel CD4, virus akan membunuh sel dan virus yang baru akan terus bereplikasi lebih banyak. Tubuh kemudian akan merespon dengan membuat lebih banyak sel CD4, tetapi setelah beberapa saat, tubuh tidak dapat lagi mengikuti perbanyakan virus. Hal ini membuat sistem kekebalan tubuh seseorang akan melemah dan mudah mengalami sakit bahkan dengan infeksi kuman yang biasa. Infeksi akan berlangsung lebih lama, lebih parah, dan mungkin terjadi lebih sering.
Tahap paling lanjut dari infeksi HIV adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), yang dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang jika tidak diobati, tergantung pada individunya. AIDS didefinisikan oleh perkembangan kanker tertentu, infeksi atau manifestasi klinis jangka panjang yang parah.
GEJALA INFEKSI HIV
Sekitar sebulan setelah terinfeksi HIV, seseorang mungkin merasa seperti sedang flu. Ini adalah tahap pertama, yang disebut infeksi HIV primer atau akut. Gejalanya meliputi:
- Demam
- Ruam kulit
- Sakit tenggorokan
- Kelelahan
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Tahap selanjutnya disebut latensi klinis, atau infeksi kronis. Mungkin tidak memiliki gejala, atau hanya gejala ringan, selama 10 tahun atau lebih. Tanda-tanda HIV AIDS biasanya tidak langsung muncul saat seseorang baru terinfeksi HIV. HIV seringkali baru terdeteksi saat sudah memasuki tahap lanjut.
Tanpa pengobatan, HIV terus berkembang biak dan seseorang akan pindah ke tahap ketiga, yaitu AIDS. Seseorang yang memiliki HIV didiagnosis AIDS ketika memiliki kurang dari 200 sel CD4 per milimeter kubik darah.
TAHAPAN INFEKSI
Infeksi HIV hingga menjadi AIDS terbagi kedalam menjadi 3 fase, yaitu:
- Fase pertama: infeksi HIV akut
Pada fase awal ini, penderita HIV akan mengalami gejala mirip flu, seperti:
-
- Sariawan
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Radang tenggorokan
- Nyeri otot
- Ruam
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Gejala dan tanda-tanda HIV/AIDS tersebut dapat muncul karena sistem kekebalan tubuh sedang berupaya melawan virus. Gejala ini bisa bertahan selama 1-2 minggu atau bahkan lebih.
- Fase kedua: fase laten HIV
Pada fase ini, penderita HIV/AIDS tidak menunjukkan tanda dan gejala yang khas, bahkan dapat merasa sehat. Walaupun tanda-tanda HIV/AIDS tidak terlihat, tapi penderita tetap bisa menularkannya pada orang lain. Pada akhir fase kedua, sel darah putih berkurang secara drastis sehingga gejala yang lebih parah pun mulai muncul.
- AIDS
AIDS merupakan fase terberat dari infeksi HIV. Pada fase ini, tubuh hampir kehilangan kemampuannya untuk melawan penyakit. Hal ini karena jumlah sel darah putih berada jauh di bawah normal. Tanda-tanda HIV AIDS pada tahap ini antara lain berat badan menurun drastis, sering demam, mudah lelah, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Karena pada fase AIDS sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah, maka penderita HIV/AIDS akan sangat rentan terkena infeksi dan jenis kanker tertentu. Penyakit yang biasanya terjadi pada penderita AIDS antara lain:
-
- Infeksi jamur pada mulut dan tenggorokan
- Pneumonia
- Toksoplasmosis
- Meningitis
- Tuberkulosis
- Kanker, seperti limfoma
PENCEGAHAN HIV
Pencegahan dan penanganan dini infeksi HIV adalah kunci utama agar kondisi ini tidak berkembang menjadi AIDS yang berbahaya. Cara utama untuk mencegah penularan HIV adalah dengan menghindari segala hal yang berhubungan dengan perilaku berisiko. Pencegahan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
- Menggunakan kondom secara benar setiap berhubungan seksual
- Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh orang lain, misalnya melalui luka atau seks
- Jika pasangan menderita HIV, bantu pasangan untuk mendapatkan dan melakukan pengobatan
- Jangan berbagi jarum, jarum suntik, atau alat suntik lainnya dengan orang lain
- Menggunakan jarum suntik steril
- Pencegahan penularan dari ibu ke janin dengan cara melakukan tes IMS dan HIV kepada ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya dan memberikan obat ARV kepada ibu hamil dengan HIV
Segera periksakan diri dan lakukan tes deteksi HIV jika Anda berisiko terinfeksi atau mengalami gejala dan tanda-tanda HIV/AIDS. Jangan sungkan atau malu untuk berkonsultasi ke dokter dan melakukan pemeriksaan HIV, karena pengobatan yang dilakukan sejak dini dapat memperlambat perkembangan infeksi HIV menjadi penyakit AIDS.
Referensi:
- World Health Organization. (2021). HIV/AIDS.
- WebMD. (2021). Effects of HIV on the Body.
- Center for Disease Control and Prevention. (2021) HIV.