image article
28-March-2024
HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DAN STUNTING: FOKUS PADA KESEHATAN WANITA

Anemia dan stunting adalah dua masalah kesehatan yang banyak dialami perempuan, terutama di negara-negara berkembang. Kedua kondisi ini berdampak besar pada kesehatan ibu, tumbuh kembang anak, serta kesejahteraan secara keseluruhan. Memahami hubungan antara anemia dan stunting sangat penting agar dapat dilakukan langkah pencegahan yang efektif untuk meningkatkan kesehatan perempuan.

Anemia dan Dampaknya pada Kesehatan Wanita

Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin. Wanita usia produktif rentan terhadap anemia akibat menstruasi, kehamilan, serta kurangnya asupan zat besi dan nutrisi lainnya.

Dampak anemia tidak hanya menyebabkan kelelahan, tetapi juga berisiko pada kehamilan, seperti kelahiran prematur, bayi dengan berat badan rendah, bahkan kematian ibu. Selain itu, anemia bisa menurunkan daya tahan tubuh, fungsi otak, dan produktivitas, yang pada akhirnya memperburuk kemiskinan dan ketidaksetaraan.

Stunting dan Implikasinya bagi Wanita

Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan anak terhambat karena kekurangan gizi yang berlangsung lama. Wanita yang mengalami stunting saat kecil cenderung melahirkan bayi dengan berat badan rendah, yang bisa memperpanjang siklus kekurangan gizi dari generasi ke generasi.

Kekurangan gizi pada ibu dan kurangnya akses ke makanan bergizi selama kehamilan berkontribusi pada tingginya angka stunting pada anak-anak. Dampak stunting tidak hanya pada fisik, tetapi juga perkembangan otak, pendidikan, hingga produktivitas saat dewasa.

Hubungan Antara Anemia dan Stunting

Hubungan anemia dan stunting sangat erat dan saling memengaruhi. Wanita yang anemia berisiko melahirkan anak dengan pertumbuhan terhambat, karena anemia dapat memengaruhi perkembangan janin. Sebaliknya, anak yang mengalami stunting rentan mengalami anemia di masa depan.

Kekurangan zat besi sebagai penyebab utama anemia juga berperan dalam stunting dan terganggunya perkembangan kognitif anak. Oleh karena itu, nutrisi yang cukup selama kehamilan sangat penting untuk mencegah anemia dan stunting.

Solusi: Memberdayakan Perempuan untuk Mencegah Anemia dan Stunting

Memperkuat peran perempuan adalah kunci untuk memutus siklus anemia dan stunting, sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh. Akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan reproduksi, makanan bergizi, dan peluang ekonomi dapat meningkatkan status gizi perempuan serta memungkinkan mereka membuat keputusan yang lebih bijaksana terkait kesehatan dan kesejahteraan diri mereka.

Integrasi intervensi sensitif terhadap gizi ke dalam program kesehatan ibu dan anak yang telah ada sangatlah penting untuk mengatasi hubungan kompleks antara anemia dan stunting. Upaya seperti mendorong pemberian ASI eksklusif, suplementasi mikronutrien, konsumsi pola makan beragam, serta fortifikasi zat besi pada makanan pokok dapat membantu mencegah dan mengurangi kedua kondisi tersebut, memberikan manfaat yang signifikan bagi perempuan dan anak-anak mereka.

Selain itu, pemeriksaan hemoglobin secara rutin sangat diperlukan untuk memantau efektivitas pengobatan anemia. Dengan melacak kadar hemoglobin secara berkala, penyedia layanan kesehatan dapat mengevaluasi respons terhadap terapi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan. Langkah ini memastikan bahwa pengobatan mampu mengatasi penyebab utama anemia dan mendukung produksi sel darah merah yang sehat. Penyesuaian pengobatan secara cepat akan mengoptimalkan hasil perawatan dan meningkatkan kesejahteraan individu secara keseluruhan.

PT Isotekindo Intertama menyediakan alat POCT (Point Of Care Test) untuk pemeriksaan kadar hemoglobin dalam darah yang praktis dan nyaman digunakan karena hanya membutuhkan sampel yang sedikit (1µL). Selain itu, alat ini merupakan alat berteknologi biosensor pertama di Indonesia. Alat yang dimaksud adalah HemoSmart GOLD Hemoglobin Screening Meter.

Fitur unggulan dan manfaat lainnya adalah:

Kesimpulan

Hubungan antara anemia dan stunting menegaskan perlunya pendekatan holistik (menyeluruh) terhadap kesehatan dan gizi perempuan. Dengan mengatasi penyebab yang mendasari kekurangan gizi dan memberdayakan wanita untuk mengambil alih kendali atas kesehatan mereka, kita dapat memutus siklus kemiskinan antargenerasi dan meningkatkan kehidupan jutaan perempuan dan anak di seluruh dunia.

Referensi:

  1. Stevens GA, Finucane MM, De-Regil LM, et al. Global, regional, and national trends in haemoglobin concentration and prevalence of total and severe anemia in children and pregnant and non-pregnant women for 1995–2011: a systematic analysis of population-representative data. The Lancet Global Health. 2013;1(1):e16-e25.

  2. Victora CG, Adair L, Fall C, et al. Maternal and child undernutrition: consequences for adult health and human capital. The Lancet. 2008;371(9609):340-357.

  3. Black RE, Victora CG, Walker SP, et al. Maternal and child undernutrition and overweight in low-income and middle-income countries. The Lancet. 2013;382(9890):427-451.

  4. Bhutta ZA, Das JK, Rizvi A, et al. Evidence-based interventions for improvement of maternal and child nutrition: what can be done and at what cost? The Lancet. 2013;382(9890):452-477.

  5. Christian P, Mullany LC, Hurley KM, et al. Nutrition and maternal, neonatal, and child health. Seminars in perinatology. 2015;39(5):361-372.

 
Tag
Hemoglobin & Hematrokrit (Hb & Ht)
Bagikan
Artikel Terkait